Beranda | Artikel
Bagaimana Cara Kanjeng Dimas Menggandakan Uang?
Kamis, 6 Oktober 2016

Cara Kanjeng Dimas Menggandakan Uang?

Bagaimana penjelasan tentang uang ghaib? Apakah itu penipuan atau sihir? Lalu bgmn sikap kita dg Bu Marwah? Mohon pencerahannya…

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Kita tidak tahu, hakekat dibalik yang dilakukan Pak Taat Pribadi. Hanya saja, melihat beberapa video yang tersebar, ada beberapa kemungkinan yag terjadi,

Pertama, penipuan

Pak Taat Pribadi sudah sediakan uang itu, hanya saja tidak kelihatan. Apalagi menurut pengakuan banyak korban, bahwa untuk bisa menggandakan uang, dia harus disogok dengan mahar.

Selanjutnya Pak Taat menyimpannya di tempat yang tidak terlihat orang lain. Selanjutnya, dia bisa keluarkan sesuka dia dengan tipuan tangan.

Dalam kajian aqidah, orang semacam ini disebut Musya’widzah  [المشعوذة].

Kedua, sihir

Kemungkinan yang kedua, Pak Taat Pribadi punya sihir, dan dia gunakan ilmu ini untuk menyihir penglihatan orang yang berada di sekitarnya. Dia pengaruhi hayalan orang lain, seolah-olah dia bisa mengeluarkan uang. Padahal sejatinya tidak ada. Sihir semacam ini sebagaimana yang dilakukan tukang sihir Fir’aun ketika melawan Nabi Musa.

Allah berfirman,

قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ

“Nabi Musa berkata: ‘Lemparkan tali kalian’. Tatkala mereka melemparkan tali itu, mereka mensihir penglihatan manusia dan mereka menakut-nakuti orang yang melihatnya, dan mereka mendatangkan sihir yang hebat.” (QS. Al-A’raf: 116)

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,

قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى

“Berkata Musa: “Silahkan kamu sekalian melemparkan”. Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka, dikhayalkan kepada Musa seakan-akan ia bergerak cepat, lantaran sihir mereka.” (QS. Taha: 66)

Dugaan kita, sistem sihir semacam ini juga dipraktikkan oleh orang pintar zaman sekarang. Oleh karena itu, bagi Anda yang pernah dan mendengar, tidak perlu merasa heran dan terkagum dengan kehebatannya, karena sejatinya ilmu sihir itu ilmu hina.

Ketiga, bantuan jin memindahkannya

Pak Taat Pribadi punya hubungan dengan jin. Lalu dia perintahkan jinnya untuk memindahkan uang dari berangkasnya atau dari tempat lain. Karena jin memiliki kemampuan memindahkan benda. Dia mampu memindahkan pisau, paku, jarum, termasuk uang. Dia ambil dari tempat lain dan baru dinampakkan di depan orang yang menyaksikannya.

Kita bisa simak kisah Sulaiman. Ketika beliau memerintahkan rakyatnya untuk memindahkan singgasana Ratu Saba, yang angkat tangan pertama adalah Jin Ifrit.

Allah kisahkan,

قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ

“Ifrit, dari golongan jin, berkata: Aku sanggup membawa istana itu kepada Anda (Sulaiman) sebelum Anda berdiri dari tempat Anda…” (QS. An-Naml: 39).

Jika yang besar semacam istana bisa digotong oleh jin, apalagi Cuma uang, yang itu jauh lebih enteng dari pada singgasana.

Dengan cara ini, Pak Taat Pribadi bisa menyuruh jin untuk mengambil uang di brangkasnya atau mengambil uang di tempat orang lain. Jika si jin mengambil di tempat orang lain, berarti termasuk pencurian.

Dan apapun itu, yang dilakukan Pak Taat Pribadi hakekatnya termasuk tindak kriminal. Karena menurut undang-undang nomor 7 tahun 2011, di negara kita, tidak ada yang memiliki kewenangan menggandakan uang kecuali BI, yang dicetak oleh PERURI (Perum Percetakan Uang Negara Republik Indonesia). Sehingga ketika ada pihak lain yang menggandakan uang, ini termasuk tindak kriminal.

Ketika Doktor Ikut-ikutan

Dunia memang manis dipandang, nikmat dirasakan. Tak heran, jika orang bisa jadi kesemsem dengan dunia seperti gila.

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا…

“Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia…” (HR. Muslim 2742).

Karena itulah, ketika Dajjal datang, dia mengaku sebagai tuhan. Dan dia tunjukkan bukti kehebatannya, dia mampu memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, dan bisa memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman. Bahkan bisa mengeruk harta perbendaharaan yang dimiliki suatu kampung, dan mengikutinya seperti lebah mengikuti ratunya.

Dalam hadis yang panjang, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita tentang Dajjal. Diantara penggalan kisah beliau yang panjang, ada keterangan,

فَيَأْتِى عَلَى الْقَوْمِ فَيَدْعُوهُمْ فَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَجِيبُونَ لَهُ فَيَأْمُرُ السَّمَاءَ فَتُمْطِرُ وَالأَرْضَ فَتُنْبِتُ فَتَرُوحُ عَلَيْهِمْ سَارِحَتُهُمْ أَطْوَلَ مَا كَانَتْ ذُرًا وَأَسْبَغَهُ ضُرُوعًا وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ ثُمَّ يَأْتِى الْقَوْمَ فَيَدْعُوهُمْ فَيَرُدُّونَ عَلَيْهِ قَوْلَهُ فَيَنْصَرِفُ عَنْهُمْ فَيُصْبِحُونَ مُمْحِلِينَ لَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ شَىْءٌ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَيَمُرُّ بِالْخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا أَخْرِجِى كُنُوزَكِ. فَتَتْبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحْلِ

Dajjal mendatangi satu kaum, lalu dia mendakwahi mereka, dan merekapun mengimani Dajjal. Lalu Dajjal perintahkan langit untuk menurunkan hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman.  Sehingga binatang ternak mereka punuk besar, kantong susunya berisi, dan lambungnya lebar.

Lalu Dajjal mendatangi kaum yang lain, dia mendakwahi mereka, namun mereka menolak ajakan Dajjal. Dajjal-pun meninggalkan mereka dalam kondisi mereka serba kekurangan, tidak memiliki harta apapun.

Lalu dia melewati tempat reruntuhan dan memerintahkan ke tanah itu, “Keluarkan semua simpanan hartamu.” Tiba-tiba harta simpanan di tanah itu semua mengikuti Dajjal, seperti lebah jantan (mengikuti ratunya). (HR. Ahmad 17629, Muslim 7560, dan yang lainnya)

Dari kemampuannya, Dajjal  lebih hebat dibandingkan Pak Taat Pribadi. Sehingga, meskipun Dajjal itu sesat, ada banyak orang yang mengikutinya. Terutama mereka yang punya prinsip, bisa menggandakan uang, berarti wali, orang sakti, layak dibela dan dihormati.

Terutama wanita, yang umumnya mereka kurang sabar, sehingga mudah terpengaruh dengan harta.

Dalam hadis dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ الدَّجَّالُ فِى هَذِهِ السَّبَخَةِ بِمَرِّ قَنَاةَ فَيَكُونُ أَكْثَرَ مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ لِيَرْجِعُ إِلَى حَمِيمِهِ وَإِلَى أُمِّهِ وَابْنَتِهِ وَأُخْتِهِ وَعَمَّتِهِ فَيُوثِقُهَا رِبَاطاً مَخَافَةَ أَنْ تَخْرُجَ إِلَيْهِ

“Dajjal akan turun ke Mirqonah (nama sebuah lembah) dan mayoritas pengikutnya adalah kaum wanita. Sampai-sampai ada seorang yang pergi menemui isterinya, ibunya, putrinya, saudarinya dan bibinya kemudian mengikatnya karena khawatir keluar mendatangi Dajjal”. (HR. Ahmad 5353).

Karena itu, bukan pemandangan yang mengherankan, ketika ada tokoh yang dianggap kaum intelek membelanya. Apalagi bergelar doktor, orang penting ICMI, orang penting di MUI, anggota DPR RI, yang membela Pak Taat Pribadi.

Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari pengaruh buruk para tokoh pembela kejahatan…

Amiin…

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/28423-bagaimana-cara-kanjeng-dimas-menggandakan-uang.html